Kamis, 11 Oktober 2012

Perkembangan Demografis - Komunikasi Marketing - Busana Muslim di Indonesia



Perkembangan Demografis - Komunikasi Marketing - Busana Muslim di Indonesia
Saat ini, semakin banyak perempuan-perempuan mengenakan busana muslimah tak hanya di tempat yang berhubungan dengan acara keagamaan tetapi juga di ruang-ruang publik seperti sekolah, kampus, kantor, mall, dll. Pemakai busana muslimah juga tak identik dengan ibu-ibu dengan gaya pakaian yang monoton tetapi justru didominasi perempuan-perempuan muda dengan gaya pakaian yang modis dan up to date. Coba kita lihat kondisi sebelum tahun 1990 dimana perempuan yang mengenakan busana muslimah pada kesempatan umum, meskipun ada, masih sangat jarang,terlebih bagi perempuan muda dan remaja putri. Dahulu busana muslim dicirikan sebagai tanda fanatisme Islam, sedangkan pada saat itu hubungan diantara agama Islam dan politik Indonesia tidak begitu harmonis sehingga penduduknya pun tak ingin terlihat sebagai seorang yang fanatik. Sejak dasawarsa 1970-an, fenomena kebangkitan Islam terjadi di seluruh dunia. Dampak fenomena ini terhadap Islam di Indonesia mempengaruhi agama, politik dan keadaan sosial. Selain perubahan dalam bidang agama, politik dansosial, salah satu perubahan yang jelas adalah pemakaian busanamuslim. Kebiasaan perempuan muslim yang menutup rambut dengan mengenakan jilbab yaitu sebuah kain yang hanya menampakan wajah telah berkembang denganpopuler dalam beberapa dekade terakhir ini di wilayah Indonesia. Kebiasaan itubaru-baru ini meningkat di Indonesia, mencerminkan sikap masyarakat Islam terhadap kebijakan Bush di Timur Tengah.
Kritikus budaya massa pada umumnya mengartikan budaya popular sebagai budaya rakyat dalam masyarakat pra-industri atau budaya massa dalam masyarakat industri. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa busana muslimah yang identik dengan atribut jilbab telah menjadi bagian dari budaya populer di Indonesia seperti halnya gaya fashion yang lain. Ternyata berbusana muslim sudah diterima oleh masyarakat dan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Busana muslim menjadi unsur kebudayaan populer di Indonesia, dan industri busana muslim berkembang pesat. Bahkan bukan hanya diantara pemakainya tapi juga sebagai tren dalam sektor industri.
Dahulu di Indonesia, gaya busana muslimah seperti jilbab atau kerudung sangat jarang diterapkan, hal tersebut memiliki sejarah yang panjang. Awal mulanya jilbab hanya diterapkan di lingkungan khusus seperti sekolah islami (MI, MTS,MA dan Muhammadiyah) atau pesantren Islam (boarding School ). Sedangkan sacara umum yang mengenakan jilbab masih sangat terbatas, bahkan sampai tahun 1980-an jilbab hanya dikenakan oleh perempuan yang telah menunaikan ibadah haji. Kemudin di tahun 1990-an orang lebih terbuka dengan pemakaian jilbab tetapi saat itu pun kondisinya tidak seramai sekarang ini, ada banyak hal yang membuat jilbab menjadi budaya populer seperti sekarang antara lain karena; pertama busana muslim telah diterima secara terbuka oleh pemerintah. Sebelumnya pada tahun 1982, Depdikbud pernah memutuskan untuk melarang siswa perempuan mengenakan kerudung ke sekolah, kemudian padatahun 1991 pemerintah kembali mengizinkan pemakaian jilbab di sekolah dan kantor pemerintahan.
Bahkan mulai tahun 2000-an hampir semua SMA negeri di Yogyakarta justru menerapkan kewajiban mengenakan busana muslimah pada saat jam pelajaran agama, kemudian hal tersebut diikuti oleh tingkat SMP juga SD. Saat ini justru ada beberapa sekolah negeri yang mewajibkan siswi muslim berjilbab tidak hanya pada mata pelajaran agama, hal tersebut dapat di jumpai di SMA N 1Sleman (SMA saya). Dari kewajiban dan kebiasaan mengenakan jilbab pada saat jam sekolah maupun kuliah menjadikan banyak perempuan mengenakan jilbab untuk kegiatan sehari-harinnya. Faktor yang mempengaruhinya antara lain karena dia telah terbiasa berjilbab, kenyamanan, kesenangan, malu bila jilbabnya pakai-lepas dan lingkungan sekitar juga melakukan hal yang sama.
Public figure pun mengubah penampilannya dengan jilbab, yang paling fenomenal tentunya Inneke Koesherawati yang dahulunya bintang panas. Kemudian perubahan Inneke direspon secara cepat oleh Sunsilk untuk mengiklankan varian barunya. Sunsilk hijau untuk rambut yang gatal dan berminyak di penghujung hari - yaitu rambut yang ditutup oleh kerudung dengan tagline bersih segar berkerudung. Lalu ada pula Ratih Sanggarwati yang juga seorang model catwalk, baru-baru ini pemilihan Putri Indonesia juga selalu ada yang berjilbab, biasanya perwakilan dari Aceh. Dengan begitu meskipun minoritas, jilbab juga telah diterima oleh industri hiburan yang biasanya memuja perempuan berpakaian minim.
Desainer dan industri fashion telah menganggap busana muslim dapat menjadi unsur penting dari mode. Menurut Ibu Alphiana Chandrajani, desainer dan pengajar LPK Susan Budiharjo, busana Muslim akan tetap populer diIndonesia, dan ada kemungkinan Indonesia akan menjadi pusat untuk industry mode Islam. Indonesia mungkin menjadi negara yang penting untuk busana Muslim karena busana Muslim di Indonesia sangat dinamis. Toko yang menjual jilbab dan pakaian muslim pun semakin banyak biladulu di Yogyakarta hanya kita jumpai Al-Fath dan An-Nissa dengan harga menengah ke atas, sekarang menjamur toko yang yang lebih terjangkau seperti Raja Murah, Firdaus yang keduanya telah memiliki banyak cabang. Yang palingterkenal mungkin Karita moslem boutique, karena ia menawarkan konsep yang baru yaitu busana muslim untuk anak muda dan one stop shopping . Sedangkan desainer yang khusus menggeluti busana muslim antara lain Monika Jufry, Lia Afif, Herman Nuary, dll. Kesemuanya menciptakan busana muslim yang lebih modern dan trendi dengan ciri khas masing-masing. Jadi, toko,butik besrtadesainernya sebagai bagian dari perluasan budana muslimah karena secarasederhana dapat dikatakan bahwa budaya massa adalah budaya popular yang dihasilkan melalui teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan kepada khalayak konsumen massa.
Media massa berperan dalam budaya populer karena melaluinya suatu budaya dapat disebarluaskan kepada massa dengan cepat. Di Indonesia tren busana muslim mendapat respon dari berbagai majalah,koran dan tabloid untuk diulas dan ditampilkan di rubric mode. Menginjak tahun 2000, banyak majalah Islam yang bermunculan, khususnya Paras dan Muslimah majalah yang diperuntukkan untuk perempuan. Hal ini tentu sangat mempengaruhi posisi busana muslim karena majalah tersebut akan mengulas (memberi nasehat) mengenai kewajiban berbusana muslim. Selain juga ditampilkan foto-foto busana muslimah terkini yang dikenakan para model. Koran dan tabloid umum juga mengupas busana muslim tetapi lebih dilihat dari sisi fashion nya saja. Seperti pada tabloid Aura yang setiap minggunya selalu menampilkan busana muslim dari fashion show seorang desainer, hal tersebut dimulai tahun 2008 sebelumnya Aura hanya menampilkan busana umum.
                Sosial media juga memberikan penngaruh besar dalam mempopulerkan busana muslim,  banyak online-online shop yang menawarkan produk-produknya melalui di Facebook, Twitter, dll. Saat ini demam social media sedang melanda Indonesia, apalagi dengan adanya gadget-gadget dan provider-provider yang memudahkan kita untuk surf di dunia maya dan social. Hal iini ditangkap oleh produsen-produsen dan para distributor untuk memanfaatkan E-commerce.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar