Kamis, 11 Oktober 2012

Analisis Strategi pemasaran - StarBuck



Jodhi Arizal Nugroho
09408141040

STARBUCK
Seluruh perusahaan strategi keragaman kami berfokus pada empat bidang: mitra, pelanggan, pemasok dan masyarakat.

    Mitra (karyawan) - Kami mencari dan melibatkan mitra yang beragam seperti masyarakat yang kami layani. Berfokus pada pengembangan mitra dengan mendidik dan melibatkan mitra kami.
    Pelanggan - Kami memperpanjang Starbucks Experience untuk semua pelanggan, mengenali dan menanggapi preferensi mereka yang unik dan kebutuhan. Memastikan pengalaman pelanggan yang luar biasa dengan menghubungkan dengan pelanggan kami dengan cara budaya yang relevan.
    Komunitas - Kami mendukung dan berinvestasi dalam lingkungan lokal dan masyarakat global melalui kemitraan strategis dan peluang pembangunan ekonomi yang memperdalam hubungan kami dengan masyarakat yang kami layani.
    Pemasok - Kami adalah terpercaya dan menyambut perusahaan untuk pemasok melalui program keragaman pemasok kami yang bekerja untuk meningkatkan pipa kami minoritas dan pemasok perempuan yang dimiliki.

Starbucks didedikasikan untuk menciptakan tempat kerja yang nilai-nilai dan orang-orang menghormati dari berbagai latar belakang, dan memungkinkan karyawan untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka. Kami menghormati kombinasi unik dari bakat, pengalaman dan perspektif dari masing-masing pasangan, membuat kesuksesan Starbucks mungkin.

Dengan demikian kita mengharapkan pasangan kita untuk bertindak dengan semangat kekeluargaan, toleransi dan kemanusiaan terhadap semua pelanggan membuat merek kami menyambut semua orang.

Pemasaran
Strategi pemasaran yang utama dan posisi Starbucks adalah bagi pelanggan untuk menganggapnya sebagai tempat mereka setelah rumah dan pekerjaan, ini akan menjamin pelanggan mengunjungi toko beberapa kali. Namun juga menyesuaikan posisi untuk toko masing-masing individu sesuai dengan lokasi thespecific itu masuk Bagian penting dari posisi Starbucks 'dalam persaingan adalah bahwa mereka ramah lingkungan. Starbucks tidak umumnya menawarkan harga promosi pada produk-produknya. Ini memiliki reputasi untuk memiliki minuman mahal, lebih jauh lagi, merek Starbucks terlalu mahal. Perusahaan ini terutama tergantung pada merek pendapatan tinggi, yang bisa berisiko dari kompetisi. Namun tampaknya menjadi pemimpin pasar ketika datang ke produk baru dan ide-ide.
Targeting
Salah satu visi dan misi yang dimiliki Starbuck Coffe yaitu menjadi yang terbaik di tingkat dunia. Dengan modal tersebut, pengelola Starbuck Coffe berusaha menentukan segmentasi dan target-target konsumen yang akan dibidik sebelum mereka meluncurkan sebuah produk. Untuk Starbuck sendiri menargetkan ingin menjadi tempat ketiga bagi konsumen setelah rumah dan tempat kerja mereka.



Posisioning
Starbuck lebih memilih untuk menciptakan variasi produk yang kualitasnya benar-benar terjaga, menanamkan brand image yang cukup kuat melalui logo perusahaan yang digunakan, serta menggunakan produk promosi (merchandise) untuk memperkuat citra perusahaan yang mereka bangun.
Selanjutnya adalah strategi positioning untuk membangun loyalitas konsumen. Ketika konsumen mulai mengenal dan mempercayai produk Anda, selanjutnya buatlah beberapa program promosi yang bisa menguatkan loyalitas mereka. Misalnya saja seperti strategi pemasaran Starbuck drive thru yang memudahkan para konsumen untuk mendapatkan secangkir kopi tanpa harus turun dari kendaraan mereka, melengkapi produk dengan atribut unik untuk menarik minat konsumen, serta membuka gerai hingga 24 jam nonstop untuk memenuhi kebutuhan para konsumennya.

R & D
Peran R & D di Starbucks adalah membuat campuran R & D dan terutama terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:
-  kopi Sains
- Teknologi Baru
- peralatan Teknologi
- Pengembangan Produk
- menu Pembangunan
- Coffee Quality Assurance
- Sensory Ilmu
Pengenalan Kartu Starbucks misalnya, Starbucks telah menciptakan kesempatan untuk meningkatkan layanan pelanggan, memperpendek jalur dan membuat kunjungan pelanggan di Starbucks Starbucks lebih cepat dan lebih nyaman terus mencari cara untuk memperbaiki pengalaman pelanggan.

Operasi dan logistik
Operasi utama untuk Starbucks dibagi ke dalam operasi lokal di Amerika Serikat dan operasi internasional. Starbucks tergantung terutama pada karyawan mereka untuk mengelola operasi, itu sebabnya mereka berfokus pada pelatihan karyawan karena mereka adalah aset utama dalam perusahaan. Mereka aremanaging semua toko di Amerika Serikat, namun mereka dalam operasi internasional terkadang mengelola toko mereka, atau memberikan lisensi, atau masuk ke dalam usaha patungan dengan perusahaan yang sudah ada. Tapi mereka fokus pada operasi mereka pada kualitas kopi mereka
Starbucks berurusan dengan pemasok kecil internasional. Starbucks membuat kesepakatan yang baik dengan pemasok mereka untuk memasok kopi dengan harga tetap daripada menggunakan kopi Fair Trade. Mereka terutama menggunakan non-pembatasan merokok di toko mereka, namun negara-negara insome karena konflik budaya mereka harus memiliki ruangan bebas baik atau area asap di udara. Salah satu keuntungan utama Starbucks memiliki adalah pengalaman akumulatif dari karyawan mereka dalam operasi, hal ini disebabkan turn over rendah di karyawan dan fokus mereka pada kepuasan karyawan
Sistem Informasi
Starbucks mengikuti trend utama bergerak menuju multimedia Solusi Pemasaran langsung dan Web-based model. Pelanggan mengunjungi situs web untuk membeli produk kopi dan hadiah, dan belajar lebih banyak tentang seni memanggang kopi dan menyeduh. Situs ini juga menawarkan layanan seperti "Taste matcher" alat Starbucks, yang interaktif merekomendasikan daging panggang spesifik kopi dan memadukan basis pada preferensi pelanggan. Terlebih lagi pada akhir November 2001 Starbucks Debit card diperkenalkan di AS. Hal ini telah meningkatkan loyalitas pelanggan sebagai pelanggan baru juga berantusias ke toko Starbucks. Kebanyakan jika tidak semua lokasi Starbucks memiliki WI-FI untuk kebutuhan konsumen. Departemen MIS mempengaruhi mitra Starbucks setiap kali mereka membuka toko, menggunakan perangkat lunak komputer atau mengirim pesan suara. Departemen IS di Starbucks berfokus terutama pada:

Bisnis Pengembangan Aplikasi
produksi Jasa
Retail Sistem Bisnis
strategis Arsitektur

Ref:
http://www.starbucks.com
 http://www.marketing.co.id/2012/05/09/inilah-strategi-pemasaran-starbuck-coffe-dan-mcdonald-sehingga-terkenal/
http://www.scribd.com/doc/9913996/Starbuck-strategic-analysis-term-paper

Perkembangan Demografis - Komunikasi Marketing - Busana Muslim di Indonesia



Perkembangan Demografis - Komunikasi Marketing - Busana Muslim di Indonesia
Saat ini, semakin banyak perempuan-perempuan mengenakan busana muslimah tak hanya di tempat yang berhubungan dengan acara keagamaan tetapi juga di ruang-ruang publik seperti sekolah, kampus, kantor, mall, dll. Pemakai busana muslimah juga tak identik dengan ibu-ibu dengan gaya pakaian yang monoton tetapi justru didominasi perempuan-perempuan muda dengan gaya pakaian yang modis dan up to date. Coba kita lihat kondisi sebelum tahun 1990 dimana perempuan yang mengenakan busana muslimah pada kesempatan umum, meskipun ada, masih sangat jarang,terlebih bagi perempuan muda dan remaja putri. Dahulu busana muslim dicirikan sebagai tanda fanatisme Islam, sedangkan pada saat itu hubungan diantara agama Islam dan politik Indonesia tidak begitu harmonis sehingga penduduknya pun tak ingin terlihat sebagai seorang yang fanatik. Sejak dasawarsa 1970-an, fenomena kebangkitan Islam terjadi di seluruh dunia. Dampak fenomena ini terhadap Islam di Indonesia mempengaruhi agama, politik dan keadaan sosial. Selain perubahan dalam bidang agama, politik dansosial, salah satu perubahan yang jelas adalah pemakaian busanamuslim. Kebiasaan perempuan muslim yang menutup rambut dengan mengenakan jilbab yaitu sebuah kain yang hanya menampakan wajah telah berkembang denganpopuler dalam beberapa dekade terakhir ini di wilayah Indonesia. Kebiasaan itubaru-baru ini meningkat di Indonesia, mencerminkan sikap masyarakat Islam terhadap kebijakan Bush di Timur Tengah.
Kritikus budaya massa pada umumnya mengartikan budaya popular sebagai budaya rakyat dalam masyarakat pra-industri atau budaya massa dalam masyarakat industri. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa busana muslimah yang identik dengan atribut jilbab telah menjadi bagian dari budaya populer di Indonesia seperti halnya gaya fashion yang lain. Ternyata berbusana muslim sudah diterima oleh masyarakat dan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Busana muslim menjadi unsur kebudayaan populer di Indonesia, dan industri busana muslim berkembang pesat. Bahkan bukan hanya diantara pemakainya tapi juga sebagai tren dalam sektor industri.
Dahulu di Indonesia, gaya busana muslimah seperti jilbab atau kerudung sangat jarang diterapkan, hal tersebut memiliki sejarah yang panjang. Awal mulanya jilbab hanya diterapkan di lingkungan khusus seperti sekolah islami (MI, MTS,MA dan Muhammadiyah) atau pesantren Islam (boarding School ). Sedangkan sacara umum yang mengenakan jilbab masih sangat terbatas, bahkan sampai tahun 1980-an jilbab hanya dikenakan oleh perempuan yang telah menunaikan ibadah haji. Kemudin di tahun 1990-an orang lebih terbuka dengan pemakaian jilbab tetapi saat itu pun kondisinya tidak seramai sekarang ini, ada banyak hal yang membuat jilbab menjadi budaya populer seperti sekarang antara lain karena; pertama busana muslim telah diterima secara terbuka oleh pemerintah. Sebelumnya pada tahun 1982, Depdikbud pernah memutuskan untuk melarang siswa perempuan mengenakan kerudung ke sekolah, kemudian padatahun 1991 pemerintah kembali mengizinkan pemakaian jilbab di sekolah dan kantor pemerintahan.
Bahkan mulai tahun 2000-an hampir semua SMA negeri di Yogyakarta justru menerapkan kewajiban mengenakan busana muslimah pada saat jam pelajaran agama, kemudian hal tersebut diikuti oleh tingkat SMP juga SD. Saat ini justru ada beberapa sekolah negeri yang mewajibkan siswi muslim berjilbab tidak hanya pada mata pelajaran agama, hal tersebut dapat di jumpai di SMA N 1Sleman (SMA saya). Dari kewajiban dan kebiasaan mengenakan jilbab pada saat jam sekolah maupun kuliah menjadikan banyak perempuan mengenakan jilbab untuk kegiatan sehari-harinnya. Faktor yang mempengaruhinya antara lain karena dia telah terbiasa berjilbab, kenyamanan, kesenangan, malu bila jilbabnya pakai-lepas dan lingkungan sekitar juga melakukan hal yang sama.
Public figure pun mengubah penampilannya dengan jilbab, yang paling fenomenal tentunya Inneke Koesherawati yang dahulunya bintang panas. Kemudian perubahan Inneke direspon secara cepat oleh Sunsilk untuk mengiklankan varian barunya. Sunsilk hijau untuk rambut yang gatal dan berminyak di penghujung hari - yaitu rambut yang ditutup oleh kerudung dengan tagline bersih segar berkerudung. Lalu ada pula Ratih Sanggarwati yang juga seorang model catwalk, baru-baru ini pemilihan Putri Indonesia juga selalu ada yang berjilbab, biasanya perwakilan dari Aceh. Dengan begitu meskipun minoritas, jilbab juga telah diterima oleh industri hiburan yang biasanya memuja perempuan berpakaian minim.
Desainer dan industri fashion telah menganggap busana muslim dapat menjadi unsur penting dari mode. Menurut Ibu Alphiana Chandrajani, desainer dan pengajar LPK Susan Budiharjo, busana Muslim akan tetap populer diIndonesia, dan ada kemungkinan Indonesia akan menjadi pusat untuk industry mode Islam. Indonesia mungkin menjadi negara yang penting untuk busana Muslim karena busana Muslim di Indonesia sangat dinamis. Toko yang menjual jilbab dan pakaian muslim pun semakin banyak biladulu di Yogyakarta hanya kita jumpai Al-Fath dan An-Nissa dengan harga menengah ke atas, sekarang menjamur toko yang yang lebih terjangkau seperti Raja Murah, Firdaus yang keduanya telah memiliki banyak cabang. Yang palingterkenal mungkin Karita moslem boutique, karena ia menawarkan konsep yang baru yaitu busana muslim untuk anak muda dan one stop shopping . Sedangkan desainer yang khusus menggeluti busana muslim antara lain Monika Jufry, Lia Afif, Herman Nuary, dll. Kesemuanya menciptakan busana muslim yang lebih modern dan trendi dengan ciri khas masing-masing. Jadi, toko,butik besrtadesainernya sebagai bagian dari perluasan budana muslimah karena secarasederhana dapat dikatakan bahwa budaya massa adalah budaya popular yang dihasilkan melalui teknik industrial produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan kepada khalayak konsumen massa.
Media massa berperan dalam budaya populer karena melaluinya suatu budaya dapat disebarluaskan kepada massa dengan cepat. Di Indonesia tren busana muslim mendapat respon dari berbagai majalah,koran dan tabloid untuk diulas dan ditampilkan di rubric mode. Menginjak tahun 2000, banyak majalah Islam yang bermunculan, khususnya Paras dan Muslimah majalah yang diperuntukkan untuk perempuan. Hal ini tentu sangat mempengaruhi posisi busana muslim karena majalah tersebut akan mengulas (memberi nasehat) mengenai kewajiban berbusana muslim. Selain juga ditampilkan foto-foto busana muslimah terkini yang dikenakan para model. Koran dan tabloid umum juga mengupas busana muslim tetapi lebih dilihat dari sisi fashion nya saja. Seperti pada tabloid Aura yang setiap minggunya selalu menampilkan busana muslim dari fashion show seorang desainer, hal tersebut dimulai tahun 2008 sebelumnya Aura hanya menampilkan busana umum.
                Sosial media juga memberikan penngaruh besar dalam mempopulerkan busana muslim,  banyak online-online shop yang menawarkan produk-produknya melalui di Facebook, Twitter, dll. Saat ini demam social media sedang melanda Indonesia, apalagi dengan adanya gadget-gadget dan provider-provider yang memudahkan kita untuk surf di dunia maya dan social. Hal iini ditangkap oleh produsen-produsen dan para distributor untuk memanfaatkan E-commerce.